Read More
"
Komandan 99 Detasemen Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Mohammad Nuruzzaman, menyindir pendukung Rizieq Shihab dengan menantang mereka untuk mengadakan Aksi Bela Tauhid di Arab Saudi.
Sindiran ini dibuat sebagai tanggapan terhadap kasus yang saat ini sedang dipelintir oleh Rizieq, yaitu kasus pemasangan bendera tauhid di rumahnya di Mekah.
"Sekarang saatnya aksi untuk membela Habib Rizieq Shihab dan bendera tauhid di Arabia," kata Nuruzzaman seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (11/8/2018).
Aksi Bela Tauhid adalah aksi yang turun ke jalan untuk mengutuk pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Banser di Garut beberapa waktu lalu. Aksi ini diadakan di sejumlah daerah, termasuk di Jakarta, pada 2 November, sehingga itu juga diberi nama Aksi 211.
Massa peserta dalam Aksi 211 percaya bahwa bendera yang dibakar oleh anggota Banser bukanlah bendera organisasi terlarang HTI, tetapi bendera tauhid.
Nuruzzaman mengatakan para pendukung Aksi Bela Tauhid di Indonesia dapat melakukan tindakan serupa di Arab Saudi untuk membela Rizieq dan hukuman tauhid. Sebab, menurut dia, bendera yang ditampilkan di rumah Rizieq sama dengan bendera HTI.
Bendera yang menjerat Rizieq juga disebut sama dengan bendera yang dibakar oleh anggota Banser di Garut. Dengan kata lain, itu bukan bendera tauhid.
Keyakinannya didasarkan pada asumsi bahwa pihak berwenang Saudi tidak akan memeriksa Rizieq jika bendera terlampir bukan bendera Hizbut Tahrir (HT).
"Tentu saja, ya." Ini membuktikan bahwa bendera HT dilarang di Arab Saudi sebagai sebuah kerajaan Islam, "kata Nuruzzaman.
"Pertanyaannya adalah, mengapa Saudi melarang bendera HT meskipun tulisannya tauhid? Karena mereka tahu bahwa HT adalah organisasi politik, bukan organisasi misionaris," lanjutnya.
Sindiran serupa juga dibuat oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Menurut dia, bendera hitam yang bertuliskan kalimat tauhid yang dibakar di Garut adalah atribut HTI yang dilarang. Bukan bendera tauhid.
"Jika FPI terus menyangkal bahwa itu adalah bendera yang dilarang, itu adalah urusan mereka. Jadi jagalah saja. Jika perlu, ditunjukkan oleh Pemerintah Saudi atau duta besar Indonesia untuk Arab Saudi," kata Yaqut.
Nuruzzaman menjelaskan, santri yang telah menerima pendidikan pesantren mengerti bahwa sebenarnya tidak ada bendera tauhid.
Menurutnya, monoteisme ada di hati. Menghormati tauhid bukan dengan menaikkan bendera.
Nuruzzaman mengatakan bersikap baik kepada orang lain, mengatakan kehidupan yang sopan dan penuh hormat adalah contoh penghormatan terhadap monoteisme sejati.
"Jangan merasakan Islam yang paling dan menilai orang lain, tetapi terus belajar agama Islam yaitu rahmatan lil alamin, bukan Islam yang membuat ketakutan dan teror," kata Nuruzzaman.
"
Komandan 99 Detasemen Barisan Ansor Serbaguna (Banser), Mohammad Nuruzzaman, menyindir pendukung Rizieq Shihab dengan menantang mereka untuk mengadakan Aksi Bela Tauhid di Arab Saudi.
Sindiran ini dibuat sebagai tanggapan terhadap kasus yang saat ini sedang dipelintir oleh Rizieq, yaitu kasus pemasangan bendera tauhid di rumahnya di Mekah.
"Sekarang saatnya aksi untuk membela Habib Rizieq Shihab dan bendera tauhid di Arabia," kata Nuruzzaman seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (11/8/2018).
Aksi Bela Tauhid adalah aksi yang turun ke jalan untuk mengutuk pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) oleh Banser di Garut beberapa waktu lalu. Aksi ini diadakan di sejumlah daerah, termasuk di Jakarta, pada 2 November, sehingga itu juga diberi nama Aksi 211.
Massa peserta dalam Aksi 211 percaya bahwa bendera yang dibakar oleh anggota Banser bukanlah bendera organisasi terlarang HTI, tetapi bendera tauhid.
Nuruzzaman mengatakan para pendukung Aksi Bela Tauhid di Indonesia dapat melakukan tindakan serupa di Arab Saudi untuk membela Rizieq dan hukuman tauhid. Sebab, menurut dia, bendera yang ditampilkan di rumah Rizieq sama dengan bendera HTI.
Bendera yang menjerat Rizieq juga disebut sama dengan bendera yang dibakar oleh anggota Banser di Garut. Dengan kata lain, itu bukan bendera tauhid.
Keyakinannya didasarkan pada asumsi bahwa pihak berwenang Saudi tidak akan memeriksa Rizieq jika bendera terlampir bukan bendera Hizbut Tahrir (HT).
"Tentu saja, ya." Ini membuktikan bahwa bendera HT dilarang di Arab Saudi sebagai sebuah kerajaan Islam, "kata Nuruzzaman.
"Pertanyaannya adalah, mengapa Saudi melarang bendera HT meskipun tulisannya tauhid? Karena mereka tahu bahwa HT adalah organisasi politik, bukan organisasi misionaris," lanjutnya.
Sindiran serupa juga dibuat oleh Ketua Gerakan Pemuda Ansor Yaqut Cholil Qoumas. Menurut dia, bendera hitam yang bertuliskan kalimat tauhid yang dibakar di Garut adalah atribut HTI yang dilarang. Bukan bendera tauhid.
"Jika FPI terus menyangkal bahwa itu adalah bendera yang dilarang, itu adalah urusan mereka. Jadi jagalah saja. Jika perlu, ditunjukkan oleh Pemerintah Saudi atau duta besar Indonesia untuk Arab Saudi," kata Yaqut.
Nuruzzaman menjelaskan, santri yang telah menerima pendidikan pesantren mengerti bahwa sebenarnya tidak ada bendera tauhid.
Menurutnya, monoteisme ada di hati. Menghormati tauhid bukan dengan menaikkan bendera.
Nuruzzaman mengatakan bersikap baik kepada orang lain, mengatakan kehidupan yang sopan dan penuh hormat adalah contoh penghormatan terhadap monoteisme sejati.
"Jangan merasakan Islam yang paling dan menilai orang lain, tetapi terus belajar agama Islam yaitu rahmatan lil alamin, bukan Islam yang membuat ketakutan dan teror," kata Nuruzzaman.
0 comments
Post a Comment